Bismillah
Segala
puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam dan semoga shalawat serta salam
tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarganya,para sahabatnya dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Pembaca
yang budiman, pernahkah kita merasa jatuh cinta ? Tentu jawabanya ia, ya jatuh
cinta merupakan perasaan yang Allah anugerahkan kepada hamba-hambaNya karena
tanpa perasaan cinta apalagi jatuh cinta tidak akan terjadi proses
berkembangbiak pada manusia, manusia menikah karena adanya perasaan cinta. Cinta
memiliki tanda-tanda, ya tanda-tandanya adalah kita selalu mengingat yang kita
cintai dimanapun dan kapanpun kita berada, kita rela berkorban untuknya, kita
lebih mendahulukan kepentingannya daripada kepentingan orang lain, ya satu lagi
saya lupa tanda-tandanya, pokoknya perkataan itu adalah perkataan ulama yang
saya ambil dari materi tanda-tanda cinta.
Pembaca
yang budiman, kata salah seorang motivator bernama Mario Teguh jatuh cinta itu
membutuhkan waktu yang singkat namun melupakannya sungguh sulit. Ya begitulah
yang terjadi seperti yang kita lihat dan bahkan mungkin kita rasakan. Kita
mudah untuk jatuh cinta, ya dalam beberapa menit, dalam beberapa detik pejaman
mata, mengingat orang yang kita suka lalu mencoba mencintainya lalu diingat dan
diingat terus kebaikannya hingga akhirnya muncul rasa cinta dan rasa cinta
terus memupuk jadi jatuh cinta, sungguh mudahnya, namun rasa jatuh cinta ini
akan sulit dihilangkan, ya butuh berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan memang
begitulah yang terjadi. Jatuh cinta terkadang bisa menjadi perangkap setan
apabila jatuh cinta itu terlalu jatuh, mencintai terlalu berlebihan, seolah
tiada detik tanpa mengingatnya.
Pembaca
yang budiman, jatuh cinta yang berlebihan hanya akan menimbulkan kesedihan. Ya
hati kita hanya akan berada di antara dua rasa yaitu harap dan cemas, namun
harap dan cemas bukan kepada Allah namun kepada ianya yang kita cinta. Tentu
hal ini jauh berbeda dari para salafussholeh terdahulu, hati mereka ada di
harap dan cemas kepada Allah. Harap dan cemas karena berlebihan jatuh cinta
kepada seseorang, ya lagu-lagu galau didengarkan, nasyid-nasyid syahdu disetel
saja, nasyid-nasyid yang mendorong pada ayo cepat nikah diputar saja, dan
bahkan ada rasa buru-buru nikah selagi mahasiswa. Ya pengen cepet nikah selagi mahasiswa,
tercelakah ? Ya saya tidak bisa memakasakan jawabnya karena memang antara Ustadz
berbeda-beda jawabannya, ada yang bilang bagus, ada yang bilang harus mapan
dulu dan sebagainya, pokoke berbeda-beda. Namun kalau saya pribadi setelah saya
sadari selama ini bahwa buru-buru nikah selagi mahasiswa tanpa disertai
kemapanan rizki seperti belum adanya rumah, belum adanya kendaraan pribadi, dan
sebagainya akan menyulitkan saja, biaya persalinan begitu mahal, ya bisa
mencapai lebih dari satu juta, terlebih lagi untuk makan bini, terlebih lagi
untuk si baby, membelikan mainannya, membelikan popok, dan sebagainya. Ya
memang rezeki dari Allah, namun bukankah rezeki itu harus dicari dulu. Bukankah
menikah itu harus menjaga keromantisan, bukankah suami harus menafkahi
isteri,dan tujuan dari pernikahan adalah bukan untuk mencegah perzinahan saja
namun masih banyak lagi yaitu untuk menjalin kasih sayang, mencetak generasi
yang soleh dan solehah, memperbanyak keturunan, berdakwah, saiing tolong
menolong dalam kebaikan, dan sebagainya.Ya itu menurut saya seperti itu, jadi
harus mapan dulu baru menikah dan bahkan sang mertua akan lebih tertarik pada
yang lebih mapan. Namun bukan berarti menunggu sampai usia tua sangat baru
menikah, ya seimbang saja semisal usia 25 tahun sudah harus mapan lalu cari
isteri, insyaAllah kalau sudah mapan dan usaha dengan perlahan-lahan dan tak
tergesa-gesa disertai tawakal dan ikhlas karena Allah maka akan mudah, setiap
manusia insyaAllah akan ada pasangannya karena Allah menciptakan semua manusia
berpasang-pasangan.
Kembali
lagi ke soalan cinta. Dalam kitab Minhajul Qasidhin dijelaskan bahwa dalam hal
yang mudah (boleh) seperti makan,minum,cinta, dan sebagainya baiknya dilakukan
secara pertengahan. Ya pertengahan, tidak terlalu berlebihan dan tidak pula
tidak sama sekali. Mencintai seseorang itu butuh, namun tidak boleh berlebihan,
ya tidak boleh mencintai seseorang sampai melalaikan dari Dzikir kepada Allah,
sampai membuat riya’ dalam beribadah, sampai menyepelkan nilai-nilai tauhid,
atau bahkan rela bermaksiat demi orang yang dicintainya. Mencintai seseorang
yang bisa membuat tentram dan manisnya iman adalah mencintai karena Allah
Subhanahu wa Taala. Ya kita mencintai karena ia menjalankan syariat Allah.
Misal seorang ikhwan mencintai akhwat karena seorang akhwat rajin mengaji,
rajin shalat sunnah, dan sebagainya dan juga sebaliknya. Namun di sini perlu
hati-hati juga ya, jangan sampai berlebihan, jangan sampai kita sudah mencintai
karena Allah namun terlalu terngiang-ngiang dengan cinta kepadanya, sehingga di
alam khayal kita ada si dia dan si dia, nah selain kebaikannya ya sebaiknya
harus tahu juga keburukannya supaya tidak terlalu cinta. Lho kata siapa cari
keburukannya ? Bukan mencari tapi harus tahu, ini tujuannya supaya ga terlalu
cinta, bukan tujuannya untuk dibeberkan di dunia maya, diejek-ejek, diremehkan,
bukan. Kata Ibnu Masud radhiyallaahuanhu apabila kita mencintai wanita lihat
jeleknya. Ya kita lihat juga kejelekannya, semisal dia sering ngaji tapi mohon
maaf dia masih berbuat kebid’ahan dalam ibadah yang lainnya, atau dia sering
shalat malam namun masih sering marah-marah, dan sebagainya. Mengetahui
keburukan juga penting untuk nanti supaya kalau sudah menikah bisa saling
menutupi karena suami adalah pakaian bagi isterinya dan juga sebaliknya.
Pembaca
yang budiman,selain itu efek dari rasa cinta yang teramat sangat adalah kita
akan mudah kecewa dan berharap layaknya seorang gila, ya karena rasa cinta
sangat teringat dia setitik senyumnya sebesar ombak di Pantai Hindia, namun
ketika kita melihat apa yang kita tidak suka dari dianya rasa bencinya sangat
besar, padahal dia ga ngapa-ngapain, cuman nyetatus di facebook, twitter atau
di mana pun ya lalu dicomment temannya apalagi teman laki-lakinya ya memang
karena ada perlu, bencinya bukan main, lalu kita meremhkan laki-laki yang
comment tadi, widih ini akan berbuah dosa yang semakin-makin, dosanya apa,
yaitu dosa iri dan dengki kepada orang lain, dosa sombong dengan meremhkan
orang lain, dosa cinta dunia dan berpaling dari mengingat Allah dan hari akhir,
dan kesemua dosa itu merupakan dosa-dosa besar. Dosa iri dan dengki dosa besar,
dosa sombong dosa besar karena orang yang sombong berdasar hadits riwayat Ahmad
akan dikumpulkan di Mahsyar kelak dengan berwujud sekecil semut lalu bermuka
manusia dan akan dipenjarakan lagi di neraka, lalu dosa cinta dunia menurut
imam Hasan al-Bashri cinta dunia merupakan dosa besar karena mendorong kepada
kemasiatan.... So dari sini yuk bagi yang merasa cinta sgt kepada seseorang yuk
dikurangi, lalaunan wae, dilupakan sedikti-dikit. Ingatlah sabda nabi Muhammad
shallallaahualayhi wassalam kepada pemuda bahwa untuk menjaga pandangan adalah
dengan menikah namun apabila belum bisa menikah maka perbanyaklah melakukan
puasa sunnah. Lalu yang menjadi soalan apabila nikah tiada bisa puasa sunnah
tidak sanggup bagaimana ? Ya berdasarkan kajian yang saya ikuti di salah satu
Radio Islam kalau nikah belum bisa puasa sunnah tidak sanggup maka lakukanlah
aktivitas lainnya, ya lakukan aktivitas lain yang bisa membuat kita tidak
terlalu cinta kepada ianya lagi, ya seperti menjalankan hobi, ya hobi menulis
ya nulis, ya hobi baca ya baca, yang hobi ceramah ya ceramah, dan tentu dalam
menjalankan hobi tetap berlindung kepada Allah supaya setan tidak memasukkan
ingatan tentang si dia kepada aktivitas kita, nanti malah yang hobi nulis malah
nulis tentang dia, dsb... ya pokoknya tutup pintu masuk setan dengan
dzikrullah, dan apabila godaan setan makin menguat maka terus dzikir dan ingat
pahala yang akan didapatkan apabila meninggalkan larangan Allah. Ya berdasar
yang saya baca di kitab Rihlal ila Darul Akhiroh dijelaskan bahwa nikmat surga
kita akan semakin nikmat sejauh larangan dan kenikmatan semu duniawi yang kita
tinggalkan, ya jadi bidadari-bidadari kita akan semakin elok kalau kita menjaga
diri dari memandangi yang lain mahram, kita bisa memakai sutera, meminum khamr
apabila di dunia meninggalkan sutera dan khamr, kita bisa makan makanan yang
semakin enak kalau di dunia meninggalkan kemewahan makanan dan juga makanan-makanan
yang diharamkanNya.
Pembaca
yang semoga dirahmati Allah, sehingga dalam artikel ini kesimpulannya adalah
Cintailah seseorang sewajarnya dan apabila sudah saatnya segeralah menuju
hubungan yang lebih serius di dalam jalinan cinta kasih yang halal. Carilah
kemapanan dahulu, sebagaimana di dalam syair negeri Sabah kalau tidak salah dikata bahwa pikir-pikir
dulu kalau nak kahwin, cari kerja dulu supaya dapat duit.
Okay
sekalian kawan-kawan, mohon maaf zahir batin atas segala kesalahan, kritik dan
saran sangat daku harapkan....
Semoga
shalawat serta salam tercurah kepada nabi kita Muhammad
Allaahua’lam
bis shawab.
Blog walking gan ... :-D
BalasHapushttp://www.adadeny.com/2013/10/catatan-dari-mas-deny.html